Data Pernikahan Dini di Indonesia – Fakta Penting

Pernikahan dini di Indonesia masih menjadi masalah besar. Data pernikahan dini di Indonesia dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019 menunjukkan 14% anak perempuan menikah sebelum usia 18 tahun1. Ini bisa berakibat buruk seperti putus sekolah, risiko kesehatan, kemiskinan, dan kekerasan di rumah tangga.

Pemerintah sudah mulai mengambil tindakan. Mereka membuat undang-undang yang melarang pernikahan di bawah 18 tahun dan memulai program pendidikan1. Namun, masih banyak yang harus dilakukan untuk menghentikan pernikahan dini di Indonesia.

Ada banyak alasan mengapa pernikahan dini sering terjadi di Indonesia. Tekanan sosial, budaya, kemiskinan, kekerasan, dan kurangnya akses ke pendidikan berkualitas adalah beberapa di antaranya1. Untuk mengatasi ini, program pendidikan telah dimulai di beberapa daerah untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya pernikahan dini1.

Kurangnya akses ke layanan kesehatan reproduksi berkualitas juga menjadi masalah1. Untuk mengatasi pernikahan dini, perlu ada kerjasama dari pemerintah, masyarakat, dan organisasi lainnya1.

Pernikahan dini bisa berakibat buruk bagi kesehatan, pendidikan, stabilitas keluarga, dan risiko kekerasan rumah tangga bagi anak perempuan1. Indonesia sudah memiliki undang-undang yang melarang pernikahan di bawah 18 tahun untuk anak perempuan dan laki-laki1. Namun, masih banyak yang harus dilakukan untuk menghentikan pernikahan dini di seluruh Indonesia.

Ringkasan Penting

  • Sekitar 14% anak perempuan di Indonesia menikah sebelum usia 18 tahun
  • Pernikahan dini berdampak negatif seperti putus sekolah, risiko kesehatan, kemiskinan, dan kekerasan dalam rumah tangga
  • Pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi pernikahan dini, termasuk undang-undang dan program pendidikan
  • Faktor penyebab pernikahan dini antara lain tekanan sosial, budaya, kemiskinan, kekerasan, dan kurangnya akses pendidikan
  • Keterlibatan berbagai pihak diperlukan untuk menghentikan praktik pernikahan dini di Indonesia

Angka Pernikahan Anak Turun Menjadi 6,92 Persen di Tahun 2023

Kabar baik datang dari perkembangan terbaru angka pernikahan anak di Indonesia. Data terbaru menunjukkan bahwa angka pernikahan anak telah turun menjadi 6,92 persen pada tahun 20232. Pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan telah berusaha keras untuk mencegah pernikahan dini di Indonesia.

Target RPJMN Tercapai dan Terlampaui

Pencapaian ini menunjukkan keberhasilan dalam mewujudkan target penurunan angka pernikahan anak. Target ini ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, yaitu sebesar 8,74 persen2. Angka perkawinan anak terus menurun dari 10,35 persen pada tahun 2021 menjadi 9,23 persen pada tahun 2022, dan mencapai 6,92 persen di tahun 20232.

Panduan Praktis Pelaksanaan Strategi Nasional Pencegahan Perkawinan Anak Diluncurkan

Pemerintah juga meluncurkan Panduan Praktis Pelaksanaan Strategi Nasional Pencegahan Perkawinan Anak. Panduan ini memberikan arahan bagi para pemangku kepentingan dalam melaksanakan upaya-upaya pencegahan pernikahan anak secara lebih terstruktur dan efektif3. Komitmen kuat dan kerja sama berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, tokoh agama, dan masyarakat, diakui sebagai kunci penurunan angka pernikahan anak3.

grafik penurunan angka perkawinan anak

Meskipun angka perkawinan anak sudah turun di 33 provinsi, provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) masih mengalami kenaikan2. Namun, secara keseluruhan, tren penurunan angka pernikahan anak di Indonesia terus berlanjut dan mencapai target yang bahkan terlampaui.

Tren Penurunan Angka Pernikahan Dini Dalam 6 Tahun Terakhir

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan penurunan angka pernikahan dini di Indonesia. Pemuda di usia 19-21 tahun semakin banyak menunda pernikahan. Ini menunjukkan kesadaran pentingnya menunda pernikahan di usia muda4.

Pada Maret 2023, 68,29% pemuda Indonesia belum menikah. Sementara 30,61% sudah menikah, dan 1,10% adalah janda atau duda4. Penurunan ini terus berlanjut, mencapai titik terendah pada 2023 dengan hanya 44,45% pemuda yang menikah4.

BPS juga melihat pergeseran usia pernikahan. Ini mungkin karena Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 yang menetapkan usia minimum perkawinan 19 tahun untuk laki-laki dan perempuan4. Mereka juga ingin mengejar kesuksesan pendidikan dan karir, serta kurangnya tekanan sosial4.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) juga melaporkan penurunan pernikahan dini. Angka pernikahan dini yang sebelumnya di atas 40% kini menurun dibandingkan 10 tahun lalu5. Perempuan di Indonesia kini menikah pada usia 23 tahun, lebih tua dari sebelumnya5.

Lebih lanjut, data BPS menunjukkan hanya 26 dari 1.000 orang menikah di usia 15-19 tahun5. Persentase perempuan usia 20-24 tahun yang menikah sebelum usia 18 tahun juga menurun, dari 11,54% pada tahun 2017 menjadi 9,23% pada tahun 20215.

Pada tahun 2021, persentase pernikahan anak mencapai titik terendah dengan penurunan 1,12% dibandingkan 20205. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 menargetkan 9,80% perempuan usia 20-24 tahun menikah sebelum 18 tahun. Namun, pada 2021, target ini tercapai di angka 9,23%, atau 0,57% lebih rendah dari target5.

Tren Penurunan Pernikahan Dini

Proporsi Pemuda Indonesia dengan Usia Kawin Pertama 19-21 Tahun Tertinggi

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), banyak pemuda Indonesia yang menikah antara 19-21 tahun. Mereka mencapai 33,76%6. Selain itu, 27,07% menikah di usia 22-24 tahun6. Dan 19,24% menikah di bawah 18 tahun6.

Data BPS Menunjukkan Perbedaan Usia Menikah Antara Laki-laki dan Perempuan

Menurut BPS, ada perbedaan usia menikah antara laki-laki dan perempuan. 35,21% pemuda laki-laki menikah di usia 22-24 tahun6. Sementara 30,52% menikah di usia 25-30 tahun6. Di sisi lain, 37,27% perempuan muda menikah di usia 19-21 tahun6. Dan 26,48% menikah sebelum 18 tahun7.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyarankan usia ideal menikah. Laki-laki minimal 25 tahun, perempuan minimal 21 tahun6. Tujuannya untuk mencegah pernikahan dini dan risikonya, seperti dampak psikologis dan kesehatan anak67.

proporsi pemuda menikah

Data Pernikahan Dini di Indonesia Masih Memprihatinkan

Walaupun angka pernikahan dini di Indonesia menurun dalam 6 tahun terakhir8, masih ada yang memprihatinkan. Banyak perempuan usia 20-24 tahun yang sudah menikah atau hidup bersama di bawah 18 tahun8. Ini menunjukkan bahwa masalah pernikahan dini belum teratasi sepenuhnya.

Indonesia adalah salah satu negara dengan banyak individu usia 20-24 tahun yang menikah sebelum 18 tahun8. Pada 2018, ada 720 kasus pernikahan anak yang dilaporkan di Indonesia8. Ini menunjukkan bahwa pernikahan dini masih sering terjadi di sini.

Ada upaya untuk mengatasi masalah ini, seperti melalui Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)8 dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan8. Organisasi seperti Girls Not Brides, UNICEF, dan UNFPA juga terlibat dalam mengatasi isu ini8.

Indonesia Menduduki Peringkat Ke-8 Dunia untuk Kasus Pernikahan Dini

Indonesia menghadapi tantangan besar dalam memerangi pernikahan dini. Negara ini menduduki peringkat ke-8 di dunia dan ke-2 di kawasan ASEAN untuk kasus pernikahan anak91011. Menurut data UNICEF, sekitar 1 dari 9 anak perempuan di Indonesia menikah sebelum usia 18 tahun10.

Kondisi ini sangat memprihatinkan dan memerlukan upaya serius untuk mengatasi masalah ini. Sekitar 1.220.900 perempuan di Indonesia berusia 20-24 tahun telah menikah sebelum berumur 18 tahun9. Angka kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) juga terus meningkat setiap tahun, sementara 1 dari 4 perempuan pernah mengalami kekerasan fisik atau kekerasan seksual9.

Sekitar 1 dari 9 Anak Perempuan Menikah Sebelum 18 Tahun Menurut Data UNICEF

Menurut data UNICEF, Indonesia menempati peringkat ke-8 di dunia dan ke-2 di ASEAN dalam jumlah pernikahan dini terbanyak10. UNICEF mencatat bahwa terdapat 1.459.000 kasus “pengantin anak” di Indonesia, menempatkannya pada peringkat ke-8 tertinggi di dunia10. Angka ini sangat memprihatinkan dan menunjukkan perlunya tindakan konkret untuk mengatasi masalah ini.

Indonesia Peringkat 8 Pernikahan Dini

Berbagai faktor, seperti kondisi ekonomi, kehamilan sebelum menikah, pengaruh gawai, budaya tempat tinggal, dan kurangnya sex education, turut mempengaruhi tingginya angka pernikahan dini di Indonesia10. Dampak negatif pernikahan dini juga tidak hanya bersifat jangka pendek, tetapi juga jangka panjang, seperti malnutrisi, stunting, gangguan perkembangan anak, pencapaian akademis rendah, dan tekanan sosial dalam pengasuhan anak10.

Upaya pencegahan dan penanganan pernikahan dini di Indonesia harus dilakukan secara komprehensif dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat harus bersinergi untuk memastikan hak-hak anak terlindungi dan masa depan mereka terjamin.

25 Persen Perempuan Usia 20-24 Tahun Menikah Sebelum 18 Tahun

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa 25% perempuan usia 20-24 tahun di Indonesia menikah sebelum usia 18 tahun12. Angka ini menunjukkan bahwa masih banyak perempuan muda yang menikah dini. Ini menjadi fokus utama dalam upaya pencegahan pernikahan dini di Indonesia.

Lebih dari satu juta perempuan berusia 20-24 tahun menikah sebelum usia 18 tahun. Sumatera memiliki tingkat tertinggi, yaitu 14,33%13. Secara keseluruhan, tingkat pernikahan dini di Indonesia pada tahun 2019 adalah 10,82%. Ini terjadi lebih sering di daerah pedesaan daripada perkotaan.

Faktor seperti rendahnya tingkat pendidikan dan tinggal di daerah pedesaan memengaruhi individu untuk menikah di usia muda13. Pernikahan dini berisiko tinggi terhadap kehamilan dini dan perceraian. Ini bisa menimbulkan dampak buruk bagi individu yang terlibat13.

Pengetahuan di kalangan remaja putri tentang Usia Perkawinan Matang masih terbatas12. Ini menyebabkan lebih banyak sikap negatif karena kurangnya kesadaran. Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan sikap remaja terhadap Usia Perkawinan Matang12.

Dalam sebuah studi spesifik, 63% responden adalah perempuan12. 65% memiliki pengetahuan yang baik dan 61% menunjukkan sikap positif terhadap Usia Perkawinan Matang12. Peran media sangat signifikan dalam memberikan informasi dan membentuk pemahaman remaja mengenai isu-isu pernikahan dini12.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan target untuk menurunkan pernikahan anak menjadi 8,74% pada tahun 2024 dan 6,94% pada tahun 203014. Namun, upaya yang lebih intensif dan komprehensif masih diperlukan untuk mencapai target tersebut.

Data Survei Sosial Ekonomi Nasional Terkait Pernikahan Dini

Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional, Rafidah menemukan bahwa 34,5% pernikahan di Indonesia melibatkan remaja usia dini15. Sekitar 120.000 kasus pernikahan dini terjadi di tingkat Kantor Urusan Agama (KUA) desa.

Penurunan pernikahan anak di Indonesia lebih dari dua kali lipat dalam tiga dekade terakhir15. Meskipun masih tinggi di Asia Timur dan Pasifik. Data Susenas 2012 menunjukkan 25% perempuan usia 20-24 menikah sebelum 18 tahun15. IDHS 2012 menunjukkan 17% perempuan usia 20-24 menikah sebelum 18 tahun15.

Indonesia telah maju dalam gerakan global melawan pernikahan anak. Penurunan lima persen terjadi antara IDHS 2007 dan 201215.

Data regional atau analisis perbandingan tingkat pernikahan anak di Indonesia masih terbatas15.

34,5% Pernikahan di Indonesia Melibatkan Remaja Usia Dini Menurut Rafidah (2019)

Rafidah menemukan bahwa 34,5% pernikahan di Indonesia melibatkan remaja usia dini15. Sekitar 120.000 kasus pernikahan dini terjadi di tingkat Kantor Urusan Agama (KUA) desa.

Data Pernikahan Dini di Indonesia Sebaran 23 dari 34 Provinsi

Di Indonesia, 23 provinsi dari 34 memiliki angka pernikahan dini yang tinggi. Ini mencapai 67% dari total wilayah16. Tiga provinsi dengan angka tertinggi adalah Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kepulauan Bangka Belitung. Mereka memiliki angka di atas 37%16.

Sulawesi Barat dan Kalimantan Selatan menempati posisi kedua dengan angka 34,22% dan 33,68%16. Di sisi lain, Kepulauan Riau dan Aceh memiliki angka terendah, yaitu 11,73% dan 12,40%16.

Sekitar 120.000 Kasus Pernikahan Dini Terjadi di Tingkat KUA Desa

Di tingkat KUA desa, diperkirakan ada sekitar 120.000 kasus pernikahan dini17. Ini menunjukkan bahwa pernikahan dini tetap menjadi masalah besar di Indonesia. Banyak upaya telah dilakukan untuk mengurangi angka ini, tapi masih banyak kasus di desa.

Sebaran Angka Perkawinan Anak di Indonesia

Untuk mencapai target SDGs 2030, kita perlu kerjasama yang kuat17. Pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan harus bekerja sama. Kita perlu meningkatkan akses pendidikan, pemberdayaan ekonomi, dan perubahan norma sosial untuk mengatasi pernikahan dini.

Data pernikahan dini di indonesia

Isu pernikahan dini di Indonesia masih menantang. Data terbaru menunjukkan Indonesia berada di peringkat keempat dalam kasus pernikahan anak dengan 25,53 juta kasus18. Sekitar 1 dari 9 anak perempuan di Indonesia menikah dan memiliki anak sebelum usia 18 tahun18.

Pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya terus berupaya mencegah dan menangani pernikahan dini. Program “Tunda Dulu” misalnya, menyasar siswa SMP untuk memberikan edukasi tentang penundaan pernikahan18. Kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman tentang dampak pernikahan dini dan inspirasi untuk masa depan yang lebih baik18. Video dokumenter bertema “Terikat dalam Usia Muda: Menggali Realitas Pernikahan Dini” juga digunakan sebagai sarana edukatif18.

Walaupun upaya dilakukan, kasus pernikahan dini di Indonesia masih tinggi. Sebelum Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019, ada lebih dari 10 ribu permohonan dispensasi perkawinan setiap tahunnya19. Pada tahun 2019, permohonan dispensasi naik menjadi 20 ribu19. Pada tahun 2020, kasus pernikahan dini tiga kali lipat dibanding tahun 2019, yaitu lebih dari 63 ribu19. Meskipun pada tahun 2021 dan 2022 angka menurun, masih ada 50.747 kasus19. Upaya pencegahan dan penanganan pernikahan dini perlu terus dilakukan untuk mengatasi masalah ini di Indonesia.

FAQ

Apa masalah serius terkait pernikahan dini di Indonesia?

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2019 menunjukkan sekitar 14% anak perempuan di Indonesia menikah sebelum usia 18 tahun. Pernikahan dini bisa berakibat pada putus sekolah, risiko kesehatan, kemiskinan, dan kekerasan dalam rumah tangga.

Bagaimana tren angka pernikahan anak di Indonesia?

Angka pernikahan anak di Indonesia telah menurun menjadi 6,92% pada tahun 2023, menurut data terbaru. Tujuan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) untuk menurunkan angka pernikahan anak telah tercapai dan bahkan terlampaui.

Apa langkah-langkah yang diambil pemerintah untuk mengatasi pernikahan dini?

Pemerintah telah mengeluarkan undang-undang yang melarang pernikahan di bawah usia 18 tahun. Mereka juga meluncurkan program pendidikan. Selain itu, pemerintah meluncurkan Panduan Praktis Pelaksanaan Strategi Nasional Pencegahan Perkawinan Anak.

Bagaimana tren penurunan angka pernikahan dini di Indonesia dalam 6 tahun terakhir?

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tren penurunan angka pernikahan dini di Indonesia dalam 6 tahun terakhir. Proporsi pemuda di Indonesia dengan usia kawin pertama 19-21 tahun terus meningkat hingga 2023.

Bagaimana perbedaan usia menikah antara laki-laki dan perempuan di Indonesia?

Data BPS mengungkapkan perbedaan usia menikah antara laki-laki dan perempuan. Perempuan cenderung menikah di usia yang lebih muda.

Bagaimana kondisi terkini permasalahan pernikahan dini di Indonesia?

Meskipun tren penurunan angka pernikahan dini di Indonesia terlihat dalam 6 tahun terakhir, data pernikahan dini di Indonesia masih memprihatinkan. Proporsi perempuan usia 20-24 tahun yang berstatus kawin atau hidup bersama di bawah usia 18 tahun masih cukup tinggi.

Bagaimana posisi Indonesia dalam kasus pernikahan dini di dunia?

Data menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-8 di dunia dan ke-2 di ASEAN untuk kasus pernikahan dini. Menurut data UNICEF, sekitar 1 dari 9 anak perempuan di Indonesia menikah sebelum usia 18 tahun.

Berapa persen perempuan usia 20-24 tahun di Indonesia yang menikah sebelum usia 18 tahun?

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa 25% perempuan usia 20-24 tahun di Indonesia menikah sebelum usia 18 tahun.

Apa data terkait pernikahan dini di Indonesia berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional?

Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional, menurut penelitian Rafidah pada tahun 2019, 34,5% pernikahan di Indonesia melibatkan remaja usia dini. Selain itu, diperkirakan sekitar 120.000 kasus pernikahan dini terjadi di tingkat Kantor Urusan Agama (KUA) desa.

Bagaimana sebaran angka pernikahan dini di Indonesia?

Data menunjukkan bahwa angka pernikahan dini di Indonesia tersebar di 23 dari 34 provinsi di Indonesia, yang diakumulasi mencapai 67% dari wilayah di Indonesia.

  1. https://citalahab.desa.id/mengungkap-fakta-pernikahan-dini-statistik-yang-mengejutkan/ – Peningkatan Kolaborasi antara Perangkat Desa dengan Stakeholder Eksternal: Membangun Kemitraan yang Produktif
  2. https://www.kemenpppa.go.id/page/view/NTE3MA== – Menteri PPPA :  Angka Perkawinan Anak Turun Menjadi 6,92 Persen, Lampaui Target RPJMN
  3. https://www.kemenpppa.go.id/page/view/NTEyNg== – Berhasil Tekan Angka Perkawinan Anak, Menteri PPPA Apresiasi Pemerintah Kabupaten Wajo
  4. https://databoks.katadata.co.id/-/statistik/ac0e3680d68a295/tren-pernikahan-anak-muda-semakin-turun-6-tahun-terakhir – Tren Pernikahan Anak Muda Semakin Turun 6 Tahun Terakhir | Databoks
  5. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20240807194006-20-1130461/bkkbn-tren-pernikahan-dini-menurun-hubungan-seks-meningkat – BKKBN: Tren Pernikahan Dini Menurun, Hubungan Seks Meningkat
  6. https://indonesiabaik.id/infografis/mayoritas-pemuda-di-indonesia-menikah-muda – Mayoritas Pemuda di Indonesia Menikah Muda
  7. https://databoks.katadata.co.id/-/statistik/abe773b6038d4c8/mayoritas-pemuda-laki-laki-ri-nikah-pada-usia-lebih-matang-ketimbang-perempuan – Mayoritas Pemuda Laki-laki RI Nikah pada Usia Lebih Matang Ketimbang Perempuan | Databoks
  8. https://journal.iain-ternate.ac.id/index.php/alwardah/article/view/142 – PERNIKAHAN DINI DI INDONESIA | Soleman
  9. https://nasional.kompas.com/read/2022/12/16/06490451/kemenko-pmk-sebut-perkawinan-anak-di-indonesia-urutan-ke-8-di-dunia – Kemenko PMK Sebut Perkawinan Anak di Indonesia Urutan Ke-8 di Dunia
  10. https://www.kompasiana.com/azkiyamusfirah/65be5056de948f22bc11c8e2/pernikahan-dini-sesuatu-yang-dihakimi-negatif-dan-penuh-kekurangan – Pernikahan Dini, Sesuatu yang Dihakimi Negatif dan Penuh Kekurangan
  11. https://baktinews.bakti.or.id/artikel/pernikahan-anak-pr-besar-perlindungan-anak-di-indonesia – Pernikahan Anak: PR Besar Perlindungan Anak di Indonesia
  12. https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/JKA/article/download/3706/2236/ – PDF
  13. https://journal.unnes.ac.id/sju/higeia/article/download/54231/21557/ – PDF
  14. https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2023/pemerintah-targetkan-angka-pernikahan-dini-turun-hingga-694-persen-pada-2030/ – Pemerintah Targetkan Angka Pernikahan Dini Turun hingga 6,94 Persen pada 2030
  15. https://media.neliti.com/media/publications/48191-ID-kemajuan-yang-tertunda-analisis-data-perkawinan-usia-anak-di-indonesia.pdf – PDF
  16. https://ykp.or.id/akibat-yang-terjadi-dari-pernikahan-dini/ – Akibat yang Terjadi dari Pernikahan Dini
  17. https://jurnal.unived.ac.id/index.php/JM/article/download/4537/3419/ – PDF
  18. https://www.balipost.com/news/2024/06/14/404539/Angka-Pernikahan-Dini-di-Indonesia…html – Angka Pernikahan Dini di Indonesia Tinggi, Siswa Diedukasi Tunda Dulu Demi Masa Depan | BALIPOST.com
  19. https://goodstats.id/article/pernikahan-dini-masih-marak-terjadi-tahun-2022-capai-50000-kasus-QdDmx – Pernikahan Dini Masih Marak Terjadi, Tahun 2022 Capai 50.000 Kasus! – GoodStats

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *